Breaking News

Potret ekonomi Kalimantan Timur, calon daerah ibukota baru

tambang batu bara
Berita terkini Jakarta, Indonesia - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) umumnya disebut sebagai lokasi ibu kota masa depan untuk menggantikan DKI Jakarta. Dari sudut pandang ekonomi, Kalimantan Timur sangat bergantung pada sektor pertambangan.

Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur, ekonomi provinsi, yang dengan ibukota Samarinda, telah meningkat hanya 2,67% secara tahunan atau di bawah rata-rata tingkat nasional 5,17%.

Pada 2017, ekonomi Kalimantan Timur hanya tumbuh 3,13 persen, di bawah pertumbuhan ekonomi nasional 5,07 persen. Bahkan, pada 2015-2016, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur negatif. Pada tahun 2015, perekonomian Kalimantan Timur mengalami kontraksi sebesar 1,2% dan pada tahun 2016 sebesar 0,38%.

Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa ekonomi Kalimantan Timur cenderung bergantung pada sektor pertambangan, terutama batubara dan minyak. Tahun lalu, kontribusi sektor pertambangan terhadap perekonomian Kalimantan Timur mencapai 46,35%, tetapi pertumbuhannya hanya 1,11%.

Ini berarti bahwa ketika harga komoditas naik, perekonomian Kalimantan Timur akan meningkat. Sementara itu, ketika harga komoditas dikalahkan, perekonomian Kalimantan Timur juga akan terpengaruh.

Pada tahun 2011, sementara Indonesia masih diuntungkan oleh dampak harga komoditas yang tinggi, ekonomi Kalimantan Timur masih dapat tumbuh sebesar 6,3 persen. Namun, pencapaian itu masih lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional yang saat itu mewakili 6,5%.

Selain sektor pertambangan, sektor industri adalah sektor yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Kalimantan Timur. Kalimantan Timur saat ini sedang mengembangkan 8 zona industri. Salah satunya, Kawasan Industri Kariangau di Balikpapan. Tahun lalu, pangsa sektor industri mencapai 18,27% tetapi hanya bisa tumbuh 0,52%.

Setelah itu, sektor konstruksi dan pertanian turun 8,5% dan 7,88%. Sisanya tersebar di berbagai sektor mulai dari perdagangan, transportasi, penyimpanan dan pasokan air.

Gambaran itu tidak berubah sampai kuartal kedua 2019, ketika ekonomi Kalimantan Timur tumbuh 5,43 persen per tahun.

Dalam hal ini, kontribusi sektor pertambangan terhadap perekonomian tetap yang terbesar, mencapai 46%. Kemudian, sektor industri dan konstruksi masing-masing menyumbang 17,69% dan 8,46%.

No comments