Andi Arief : Baru PDIP dan Demokrat yang Sukses di Pilpres
![]() |
Wasekjen Demokrat Andi Arief |
Pernyataan Andi adalah tanggapan atas pertemuan antara presiden Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan presiden terpilih Joko Widodo. Menurut Syarif Hasan, wakil presiden umum Partai Demokrat, pertemuan SBY dengan Jokowi akan berlangsung pada awal Agustus 2019.
Andi Arief menyambut baik rencana pertemuan SBY-Jokowi. Karena, sejak reformasi, hanya Demokrat dan IDPs yang pernah berhasil dalam pemilihan presiden. "Secara umum, sejak reformasi, partai-partai sukses telah menemukan orang yang tepat dalam pemilu dan pemilihan presiden menjadi sukses, yaitu IDP dan Partai Demokrat," kata Andi. pesan singkat, Minggu (28/7).
Partai Demokrat dan IDP memenangkan pemilihan dan pemilihan presiden. Keduanya merasa mereka telah memenangkan suara terbanyak di Pileg dan memenangkan eksekutif mereka untuk menjadi presiden.
Partai Demokrat memenangkan jumlah suara terbanyak dalam pemilihan 2009. Pada saat itu, partai dengan belas kasihan mengambil 20,85% suara, atau 21.703.137 suara.
Pada tahun yang sama, calon presiden dari Partai Demokrat SBY memenangkan pemilihan presiden. Dalam pemilihan presiden 2004, SBY juga memenangkan pemilihan presiden, tetapi Demokrat tidak memenangkan pemilu.
Sementara itu, IDP memenangkan jumlah suara terbanyak dalam pemilu 2014 dan 2019. IDP meraih 18,95% suara, atau 23.681.471 suara dalam pemilu 2014.
Dalam pemilihan umum 2019, IDP kembali ke atas. Partai, yang diketuai oleh Megawati Sukarnoputri, memenangkan 19,33%, atau 27.053.961 suara nasional.
Timnya, Jokowi, juga berhasil memenangkan pemilihan presiden pada tahun yang sama. Jokowi mengalahkan Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden 2014 dan 2019.
Andi mengatakan bahwa tidak ada partai oposisi yang dianggap berhasil dalam sejarah politik Indonesia.
"Kecuali untuk oposisi rakyat, gerakan mahasiswa menentang Soeharto," kata Andi.
Dia merasa bahwa IDP tidak menjadi oposisi pada 2004-2009. Setelah itu, pada 2009-2014, Andi menganggap IDP sebagai oposisi yang sukses karena memungkinkan Jokowi untuk mengambil alih kekuasaan pada tahun 2014.
Namun, keberhasilan itu tidak murni karena partai-partai koalisi pemerintah (Demokrat) tidak menemukan angka yang tepat. Dalam pemilihan presiden tahun 2014, kandidat presiden berasal dari partai oposisi, yaitu Jokowi dari PDIP melawan Prabowo de Gerindra.
"Partai yang berkuasa (Demokrat) pada waktu itu tidak menemukan nomor yang tepat," kata Andi.
No comments