AS Selidiki Penembakan Texas Sebagai Terorisme Domestik
Aparat Amerika Serikat menyelidiki penembakan di El Paso, Texas, yang menewaskan 29 orang pada akhir pekan lalu sebagai terorisme domestik. |
Berita terkini Jakarta, Indonesia - Para pejabat AS sedang menyelidiki penembakan di El Paso, Texas, yang menewaskan 29 orang akhir pekan lalu di Lebanon.
"Kami akan melakukan apa yang biasanya kami lakukan dengan teroris di negara ini, yang harus disertai dengan proses peradilan akhir," kata pengacara Texas John Bash.
Bash kemudian menjelaskan bahwa penembakan itu bertujuan "mengintimidasi penduduk sipil".
Pernyataan Bash konsisten dengan pernyataan Gubernur Texas Greg Abbott, yang mengatakan pihak berwenang menduga insiden itu adalah kejahatan rasial.
Dugaan ini terjadi setelah polisi menemukan manifesto yang ditulis oleh penulis. Manifesto menunjukkan bahwa penulis melakukan tindakan pembunuhan berdasarkan ras.
Para petugas berhasil menangkap pelaku yang diidentifikasi, Patrick Crusius, seorang warga setempat berusia 21 tahun.
El Paso adalah wilayah Texas yang berbatasan langsung dengan Meksiko. Wilayah ini juga menyambut banyak imigran dari Ciudad Juarez.
Wakil Menteri Luar Negeri Meksiko Jesus Seade menyebut penembakan itu sebagai "xenophobia biadab" dan mendesak agar retorika di balik tindakan itu segera dihentikan.
Sejauh ini, Presiden Donald Trump telah dikritik karena terus meluncurkan pidato yang memicu sentimen anti-imigran.
Retorika semacam ini akan menjadi penyebab penembakan skala besar, seperti di El Paso.
Namun, tak lama setelah insiden ini di Texas, Trump mengatakan penembakan itu adalah tindakan pengecut.
No comments