PDIP Disebut Butuh Tokoh Seperti Jokowi Untuk Pemilu 2024
Presiden Jokowi saat menghadiri Rakernas PDIP beberapa waktu lalu. |
Berita terkini Jakarta, Indonesia - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa PDI Perjuangan menghadapi tiga tantangan jika ia ingin memenangkan kemenangan lain dalam pemilu 2024. Salah satu yang paling penting adalah yang berpengetahuan luas kepribadian yang kuat.
Karena, katanya, pemilih Indonesia sejauh ini cenderung mempertimbangkan latar belakang pribadi para kandidat daripada latar belakang partai. Tak heran calon presiden, Joko Widodo, telah terpilih kembali menjadi presiden.
"Pada tahun 2024, Jokowi sebagai kepala eksekutif PDIP tidak bisa lagi maju, suka atau tidak, pemilihan kami selalu dimotivasi oleh asosiasi pribadi, dan beberapa dari mereka yang memilih PDIP pada tahun 2019 adalah karena Karakter Pak Jokowi, "kata Burhanuddin saat berbicara di kantor DPP PDIP. Jakarta, Sabtu (3/8).
Burhanuddin mengatakan PDIP harus mulai mengembangkan strategi jika dia ingin memenangkan tiga pemilihan berturut-turut. PDIPdikenal selalu unggul sejak pemilu 2009 dan 2014.
"Jika kau menandai ceritanya lagi, itu berarti hattrick kemenangan," katanya.
Tetapi jika gagal untuk regenerasi dengan angka yang kuat, ada kemungkinan bahwa PDIP akan gagal pada tahun 2024. Burhanuddin kemudian merujuk pada pengalaman Partai Demokrat yang suaranya terus menyusut setelah pemimpinnya, Susilo Bambang Yudhoyono, tidak lagi menjalankan kandidat presiden.
"Pada 2014, SBY sebagai ikon partai tidak dapat berdiri sebagai calon presiden, suaranya berkurang 10 persen, dan pada saat yang sama kaum demokrat tidak memiliki angka yang jelas," katanya. dia menyatakan.
Tantangan lain adalah kemungkinan bahwa para pihak, termasuk PDIP, menjadi mediator atau menempati posisi perantara. Artinya, tidak ada partai yang lebih dominan dalam pemilihan berikutnya.
"Jika Anda melihat bukti empiris, ada proses bagi partai politik untuk menjadi mediator, jadi dalam jangka panjang, tidak ada partai yang sangat dominan," kata Burhanuddin.
Dia juga menunjukkan bahwa proses pemilihan legislatif, yang juga didominasi oleh pertimbangan pribadi daripada oleh partai, merupakan tantangan bagi PDIP pada tahun 2024. Jika perekrutan kandidat kuat tidak dirasakan, itu akan berdampak pada akuisisi PDIP di masa depan.
"Jangan lupa bahwa partai telah melihat peningkatan pada 2019 karena kinerja kandidat legislatif, bukan kinerja partai, dan dalam pemilihan 2019 ini, PDIP mulai memasukkan nama-nama kandidat populer. yang jarang kita dengar di pemilu sebelumnya, "katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa regenerasi yang baik memang merupakan salah satu upaya yang dilakukan sejauh ini oleh PDIP. Menurutnya, PDIP selalu mengambil karakter yang berjuang dari bawah untuk berhasil dalam pemilihan.
"Jadi ada pengaturan manajemen yang baik, aspirasi dihasilkan dan dikelompokkan bersama di bawah ini, semua proses hilir, mereka juga terkait dengan pos, dan ini juga terjadi pada Pak Jokowi, Pak Ganjar dan yang lain, "katanya.
Selain itu, lanjut Hasto, implementasi organisasi partai dan advokasi berdasarkan suara rakyat juga dianggap sebagai keberhasilan PDIP dalam kemenangannya dalam dua pemilihan terakhir.
"Dan proses melanjutkan membangun organisasi jauh lebih penting - jawabannya adalah apakah akan menang atau tidak dalam pemilihan 2024, kami mengharapkan hasil kongres nanti," katanya.
No comments