Benny Wenda Serukan Dukungan Internasional atas Situasi Papua
Tokoh separatis Papua, Benny Wenda. |
Menurut Benny, Papua sangat membutuhkan dukungan untuk bisa menentukan nasibnya sendiri.
"Saya meminta komunitas internasional untuk mendukung kami dan mendukung perjuangan damai kami untuk menentukan nasib sendiri," kata Benny kepada akun Facebook-nya, Jumat (30/8).
Benny, yang saat ini tinggal di Oxford, Inggris, juga menarik perhatian media internasional terhadap apa yang terjadi di Papua.
Selain itu, lanjutnya, akses internet dan telepon masih diblokir.
Benny melihat referendum sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik secara damai di Papua Barat.
"Ketika pemerintah Indonesia memblokir layanan Internet dan telepon, kami benar-benar membutuhkan perhatian media internasional tentang #WestPapuaUprising, untuk menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi," kata Ketua Persatuan Gerakan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP).
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (KT HAM UN) berencana untuk meninjau situasi saat ini di Papua.
Ravina Shamdasani, wakil juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan bahwa dia masih menunggu tanggal pasti dari otorisasi akses.
"Mengenai akses, kami masih mendiskusikan tanggal dengan pemerintah," kata Ravina Shamdasani.
Selain itu, Kementerian Luar Negeri mengatakan belum membahas tanggal kunjungan KT Hak Asasi Manusia PBB ke Papua. "Belum ada berita, belum ada diskusi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah.
Indonesia telah mengundang PBB yang dipresentasikan langsung oleh Presiden Jokowi pada KTT HAM PBB sebelumnya, Zeid Raad Al Hussein, untuk mengunjungi istana presiden pada bulan Februari 2018.
Namun, sejak itu, pemerintah Indonesia belum memberikan izin karena prosesnya belum selesai. Perkebunan Saddam Hussein, Michelle Bachelet, masih menunggu Indonesia mengizinkan akses ke Papua pada Januari 2019.
Ketegangan di Papua dan Papua Barat telah meningkat sejak minggu lalu. Yang terbaru, protes yang menyebabkan kerusuhan di kota Jayapura, Kamis (29/8).
Demonstrasi tersebut menyebabkan kerusakan material di berbagai lokasi, dari Sentani, Abepura, Kotaraja hingga Jayapura.
Menanggapi insiden itu, Presiden Jokowi mengundang semua elemen masyarakat, pemimpin tradisional dan pemimpin agama untuk menjaga Papua di zona damai.
No comments