Breaking News

Rusuh Papua Mempengaruhi Kinerja Investasi

Kerusuhan di Manokwari, Papua Barat.
Berita terkini Jakarta, Indonesia - Kerusuhan oleh organisasi masyarakat yang tidak bermoral (Papua) terhadap orang Papua dianggap tidak berdampak pada perekonomian nasional dalam jangka pendek. Namun, jika kekacauan terjadi terus-menerus, itu kemungkinan akan mempengaruhi investasi jangka panjang dan aktivitas bisnis.

Eko Listiyanto, Wakil Direktur Eksekutif Institute for Economic Development and Finance (Indiaf), mengatakan ketidakstabilan keamanan dalam negeri tidak secara langsung mempengaruhi kegiatan bisnis di Indonesia. Hanya saja keresahan yang tidak akan berakhir akan mengarah pada gambaran kegiatan investasi yang tidak menguntungkan.

"Terutama ini akan berdampak negatif pada citra keamanan investasi (Papua) di sana," kata Eko, Senin (19/8).

Kericuhan berpotensi mempengaruhi investasi untuk kawasan Papua Barat. Meski demikian, porsi investasi Papua Barat dan Papua terhadap realisasi investasi nasional tak terlalu signifikan. Jadi, total realisasi investasi nasional tak terlalu berpengaruh besar.

Menurut data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Papua dan Papua Barat diperkirakan mencapai Rp190 miliar pada paruh pertama 2019. Angka ini hanya mewakili 0, 1% dari total PMNP hingga paruh pertama tahun 2019, yaitu Rp182,83 triliun.

Dari sisi Penanaman Modal Asing (PMA), realisasi investasi di Papua dan Papua Barat tercatat US$738 juta atau 5,2 persen dari total PMA di periode yang sama yakni US$14,18 miliar.

"Papua sejauh ini dikenal sebagai daerah investasi pertambangan, tetapi kontribusinya sebenarnya minimal, jadi menurut saya, dampaknya terhadap perekonomian nasional semata-mata terletak pada citra keamanan investasi", tambahnya.

Direktur Riset Center of Reform On Economics (CORE) Mohammad Faisal, juga setuju bahwa ekonomi nasional tidak akan terkena dampak langsung dari insiden tersebut. Namun, kejadian ini sudah dikenal sebagai Indonesia, yang mengubah persepsi investor tentang keamanan investasi di Indonesia.

Kalau kerusuhan ini dibiarkan terus menerus, tentu aktivitas investasi ke Papua Barat dan Papua akan terhenti dan memperlambat laju pertumbuhan Produk Domestik Regional bruto (PDRB) dua provinsi tersebut. Sebagai catatan, Badan Pusat Statitistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Maluku dan Papua turun 13,12 persen secara tahunan pada kuartal II lalu.

Situasi ini, lanjutnya, juga mengancam perekonomian nasional bahkan jika meluas ke daerah lain.

"Meskipun investasi yang telah masuk ke Papua mungkin kecil, tetapi jika kerusuhan berlanjut, tentu akan mempengaruhi aspek ekonomi Papua lainnya, seperti produksi manufaktur atau kegiatan pertambangan. Papua Barat dan PDRB Papua, "jelasnya.

Untuk menjaga persepsi investasi di Indonesia, Faisal meminta pemerintah agar investor tetap tenang. Pertama, pemerintah harus memastikan bahwa posisi Manokwari dihapus dari pusat administrasi dan ekonomi utama. Kedua, upaya harus dilakukan untuk menjelaskan situasi ini kepada negara-negara yang merupakan mitra ekonomi utama Indonesia.

"Ini harus dilakukan karena kerusuhan yang menyandang nama Indonesia mempengaruhi persepsi investor," pungkas Faisal.

No comments