Polri Sebut 236 Kasus Pornografi Terjadi Sepanjang 2019
![]() |
Stop Pelecehan Seksual |
"Dari catatan ini, kisaran usia korban pelecehan anak adalah sekitar 9 hingga 14. Dan 90% dari mereka dieksekusi oleh orang terdekat," kata Asep saat itu. konferensi kontroversial yang diselenggarakan oleh Trijaya FM berjudul "Grooming & Emergency LBGT" di Konsulat Menteng Jakarta, Sabtu (3/8).
Selain itu, ia menyatakan bahwa jumlah itu semata-mata berdasarkan keluhan. Menurutnya, banyak korban masih belum berani melaporkan peristiwa.
"Sepertinya fenomena gunung es, hanya sebagian kecil yang terlihat. Mengenai pertanyaan ini, ketika menyangkut anak di bawah umur, banyak yang berpikir untuk waktu yang lama, melaporkannya sebagai rasa malu dan merefleksikan perkembangan sosial atau psikologis korban," dia menjelaskan.
"Karena bisa jadi, pelaku adalah orang dekat atau korban diancam," tambah Asep.
Asep tidak menjelaskan secara rinci persentase kejahatan seksual terhadap anak-anak dari total jumlah kasus yang berkaitan dengan pornografi yang terjadi pada 2019. Hanya terungkap bahwa 50% dari total jumlah kasus telah mencapai tahap penyelesaian. .
"Banyak pelaku melakukan kejahatan di domain pribadi, seperti pesan langsung di media sosial dan WhatsApp - ini adalah masalah yang kita hadapi dalam menyelesaikan masalah," katanya.
Sementara itu, berdasarkan kasus Komisi Kesejahteraan Anak Indonesia (KPAI), yang melibatkan kasus kejahatan seksual terhadap anak pada tahun 2018, 458 pengaduan telah diajukan.
Dari jumlah tersebut, 116 melibatkan korban anak-anak dari pelanggaran seksual online, 134 keluhan pornografi anak dari media sosial, 96 keluhan pelanggar seks anak online dan 112 keluhan dari pelanggar seks online. anak-anak yang berkaitan dengan properti media pornografi.
Menurut Sitti Hikmawaty, yang mewakili KPAI, jumlah anak korban pelanggaran seksual menurun tahun lalu dibandingkan tahun 2017. Tahun itu, anak korban pelanggaran daring menerima 126 pengaduan dan 142 korban penganiayaan seksual. pornografi di jejaring sosial.
"Salah satu penyebabnya adalah masalah kehidupan sosial, ada perubahan, termasuk teknologi tanpa batas," katanya.
No comments