Propam Selidiki Kasus Terkait Peluru Nyasar Polisi di Area Kampus
Peluru nyasar |
Berita terkini Jakarta, Indonesia - Divisi Profesional dan Keamanan Kepolisian Provinsi Lampung (Propam) segera menyelidiki insiden senjata di tempat parkir Universitas Bandar Lampung (UBL). Seperti kita ketahui, ledakan senjata menyebabkan kematian warga sipil oleh peluru nyasar.
Petugas humas kepolisian Lampung, Zahwani Pandar Arsyad, mengatakan bahwa saat ini dua petugas polisi yang terlibat dalam insiden tersebut telah diamankan oleh Propam. Keduanya adalah Bripka Duansyah dan Brigadir Pastiko Jayadi. Keduanya diketahui milik Kepolisian Resor Lampung Selatan.
"Untuk kedua orang atau kedua anggota, mereka ditahan dalam pencalonan polisi provinsi Lampung," Pandra mengatakan kepada Beritaterkini.com, Sabtu (8/10).
Pandra mengatakan Propam akan memeriksa kedua anggota untuk mengetahui lebih lanjut tentang waktu penembakan senjata. "Termasuk kronologi senjata yang mereka bawa dan seterusnya, ini akan dilakukan secara internal oleh pencalonan Propam," katanya.
Tidak hanya itu, kata Pandra, partainya juga akan menyelidiki alasan mengapa kedua polisi menyerahkan senjata api ke parkir mobil UBL.
Pandra mengatakan dia masih ragu untuk menebak mengapa keduanya memilih lokasi. Dia hanya memastikan bahwa dua petugas polisi dan para korban tidak saling kenal.
"Yang jelas korban dan pelaku tidak saling kenal," kata Pandra.
Polisi diketahui telah mengumpulkan sejumlah bukti untuk menyelidiki kejadian tersebut. Buktinya termasuk senjata api revolver, peluru, dan mobil Agya merah.
Sebelumnya, seorang warga sipil Lampung, Rahmad Heriyanto, ditembak mati di Universitas Bandar Lampung pada Sabtu (10 Agustus). Rahmad ditembak di perut sesaat sebelum proses serah terima antara Bripka Duansyah dan Brigadir Pastiko Jayadi.
Sr. Zahwani Pandra Arsyad, petugas humas Kepolisian Daerah Lampung, mengatakan insiden itu terjadi sekitar pukul 10:00 pagi waktu WIB, di tempat parkir mobil UBL. Saat itu, kata Pandra, kedua anggota itu memang sepakat tempat untuk menyerahkan senjata.
Selama proses serah terima, kedua anggota pertama-tama meyakinkan diri mereka bahwa senjata itu dikunci atau tidak ada peluru ketika menyerahkan senjata.
"Ketika dia bersenjata, tampaknya pistol itu menembakkan peluru, itu mengenai seorang siswa yang berada di kantin," kata Pandra kepada Beritaterkini.com, Sabtu (10/08).
No comments