Breaking News

Startup Indonesia Disebut Kurang 'Mendunia'

StartUP
Berita terkini Jakarta, Indonesia - Masyarakat Industri Kreatif Indonesia untuk Teknologi Informasi dan Komunikasi (MIKTI) mengatakan startup atau startup di Indonesia kurang global. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa beberapa startup lokal memiliki akses ke pasar global.

"Yang hilang adalah akses ke pasar, beberapa startup kami memiliki akses ke luar, kebanyakan dari mereka berasal dari [startup] di sini, mungkin sekarang dari Gojek ke Vietnam. Kami berharap lebih, "Ketua MIKTI Joddy Hernady mengatakan kepada tim pers di kantor Bekraf di Jakarta pada Jumat (9/8).

Saat ini, hanya Gojek dan Traveloka yang memiliki pasar di luar Indonesia. Gojek telah berkembang ke Vietnam, Thailand, Singapura dan Filipina. Sementara Traveloka juga tersedia di Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam dan Filipina.

Selain itu, menurut Joddy, ia berharap startup Indonesia akan dapat membuat IPO di luar negeri. Sehingga bisa berkembang ke pasar dunia. Karena ekosistem startup Indonesia masih pada level penantang yang sulit atau kuat.

Menurut MIKTI, untuk mencapai ekosistem startup yang lebih tinggi, startup harus melalui fase tarik-menarik. Dengan kata lain, perusahaan dapat menghubungkan semua ekosistem yang ada, misalnya dengan mengundang pemangku kepentingan atau, dalam hal ini, perusahaan ventura untuk berinvestasi.

"Kami [startup Indonesia] ditantang, jadi ini daya tarik, yang berarti kami dapat menangkap semua ekosistem, misalnya modal ventura di luar Indonesia, karena ekosistemnya telah tumbuh," Joddy menjelaskan.

MIKTI juga mengakui bahwa startup Indonesia masih kalah dengan pengembangan startup di Singapura. Karena, menurut Joddy, startup Singapura menawarkan insentif pajak kepada pemerintah mereka.

"Mengapa tidak mengalahkan Singapura, karena Singapura menawarkan insentif kepada pemerintah, ada insentif pajak dan insentif keuangan, dan banyak dari mereka melarikan diri ke Singapura," katanya.

"Pemerintah kami baru saja mengeluarkan pengurangan pajak [pengurangan pajak lebih dari 100%] tidak menarik karena pajak di area ini [digital] dapat dikurangi," pungkas Joddy.

No comments